MAKALAH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF TIPE STsUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD).
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Guru
merupakan profesi mulia untuk menyampaikan ilmu-ilmu yang bermanfaat. Dalam dunia pendidikan, seorang guru memiliki
peran penting dalam proses belajar mengajar. Salah satu tugas seorang guru
adalah menyampaikan materi pembelajaran. Untuk menyampaikan materi tersebut,
seorang guru harus melihat situasi dan suasana belajar peserta didik. Untuk
menciptakan powerful learners faktor
utama yang mempengaruhi yaitu guru, pola belajar dan penyampaian materi. Suatu
materi akan terasa mudah dipahami peserta didik jika guru mampu menyampaikan
materi dengan baik.
Guru
yang berkompeten adalah seorang guru yang memiliki empat kompetensi. kompetensi
tersebut adalah kompetensi profesional, pedagogik, sosial dan kepribadian. kompetensi
profesional salah satunya berkaitan dengan penguasaan materi ajar. Kemudian
kompetensi pedagogik, kompetensi ini berkaitan dengan kemampuan guru untuk
mengelola kelas dengan baik. Untuk menjadi seorang guru yang berkompeten, maka
seorang guru harus memiliki pengetahuan dan memahami apa-apa saja model dalam
pembelajaran.
Salah satu model pembelajaran yaitu model
cooperatif. Dalam model pembelajaran ini terdapat model cooperatif tipe student teams
achievement division (STAD). STAD tentunya memiliki komponen-komponen
didalamnya. Unsur kooperatif dari model
ini dapat dilihat dari belajar kelompok pada saat proses belajar mengajar. STAD
merupakan model pembelajaran yang efektif dalam beberapa materi pembelajaran
fisika. Maka seorang guru perlu untuk memahami dan menerapkan model pembelajaran
STAD dalam proses belajar mengajar dikelas.
B. Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian dari model cooperatif tipe STAD ?
2.
Apasajakah karaktersitik dari model cooperatif tipe STAD ?
3.
Bagaimanakah langkah-langkah untuk melaksanakan STAD ?
4.
Apa materi fisika yang sesuai dengan penerapan STAD ?
5.
Bagaimana cara penerapan model STAD dalam pembelajaran
fisika ?
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Model
Pembelajaran Cooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD)
Model ini dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya
di Universitas John Hopkin. Menurut Slavin (2007) model STAD (Student Team Achievement Divisions)
merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model
ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam matematika, IPA, IPS,
bahasa Inggris, teknik dan banyak subjek lainnya, dan pada tingkat sekolah
dasar sampai perguruan tinggi.
Lebih
jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu
siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan
guru”. Jika siswa menginginkan kelompok
memperoleh hadiah, mereka harus membantu teman sekelompok mereka dalam
mempelajari pelajaran. Mereka harus mendorong temen sekelompok untuk melakukan
yang terbaik, memperlihatkan norma-norma bahwa belajar itu penting, berharga
dan menyenangkan. Para siswa diberi waktu untuk bekerja sama setelah pelajaran
diberikan oleh guru, tetapi tidak saling membantu ketika menjalani kuis,
sehingga setiap siswa harus menguasai materi itu (tanggung jawab perseorangan).
Para siswa mungkin bekerja berpasangan dan bertukar jawaban, mendiskusikan
ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama lain, mereka bisa mendiskusikan
pendekatan-pendekatan untuk memecahkan masalah itu, atau mereka bisa saling
memberikan pertanyaan tentang isi dari materi yang mereka pelajari itu. Mereka
mengajari teman sekelompok dan menaksir kelebihan dan kekurangan mereka untuk
membantu agar bisa berhasil menjalani tes. Karena skor kelompok didasarkan pada
kemajuan yang diperoleh siswa atas nilai sebelumnya (kesempatan yang sama untuk
berhasil), siapapun dapat mejadi “bintang” kelompok dalam satu minggu itu,
karena nilainya lebih baik dari nilai sebelumnya atau karena makalahnya
dianggap sempurna, sehingga selalu menghasilkan nilai yang maksimal tanpa
mempertimbangkan nilai rata-rata siswa yang sebelumnya.
Dari
penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa STAD (Student Team Achievementt Division) adalah salah satu model
pembelajaran kooperatif yang mana dilakukan dengan cara membagikan atau membuat
beberapa kelompok dengan jumlah siswa 4-5 orang, siswa diajak untuk berdiskusi
dalam kelompok tersebut untuk memecahkan masalah yang terdapat dalam soal. Dari
tinjauan tentang pembelajaran kooperatif tipe STAD ini menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana. dikatakan demikian karena
kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih dekat kaitannya dengan pembelajaran
konvensional. Hal ini dapat dilihat pada fase 2 dari fase-fase pembelajaran
kooperatif tipe STAD, yaitu adanya penyajian informasi atau materi pelajaran.
fase-fase dalam STAD akan dibahas dalam subbab berikutnya. Perbedaan model ini
dengan model konvensional terletak pada adanya pemberian penghargaan pada
kelompok.
B. Karakteristik Model
Pembelajaran Cooperative Student Teams
Achievement Division (STAD)
Pembelajaran
kooperatif berbeda dengan pelajaran lainnya. Perbedaan tersebut dapat dilihat
dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam
kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya penguasaan materi pelajaran,
tetapi juga unsur kerja sama antar individu satu dengan individu yang lain
dalam satu kelompok. Pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan dalam beberapa
perspektif, yaitu:
1. Perspektif
Motivasi
Artinya penghargaan yang diberikan
kepada kelompok yang dalam kegiatannya saling membantu untuk memperjuangkan
keberhasilan kelompok.
2. Perspektif
Sosial
Artinya melalui kooperatif setiap
siswa akan saling membantu dalam belajar karena mereka menginginkan semua
anggota kelompok memperoleh keberhasilan.
3. Perspektif
Perkembangan Kognitif
Artinya dengan adanya interaksi
antara anggota kelompok dapat mengembangkan prestasi siswa untuk berpikir
mengolah berbagai informasi.
Karakteristik atau ciri-ciri
pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pembelajaran
Secara Tim
Pembelajaran kooperatif adalah
pembelajaran dilakukan secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap anggota tim belajar dan setiap anggota tim harus harus
saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Didasarkan
Pada Manajemen kooperatif
Menejemen kooperatif ini memiliki
tiga fungsi, yaitu: (a) fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan.
Menunjukan bahwa pembelajaran koopeartif dilaksanakan sesuai dengan perencanaan
dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah ditentukan. (b) fungsi manajemen
sebagai organisasi, menunjukan bahwa pembelajaran koopeartif memerlukan perencanaan
yang matang agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif. (c) fungsi
manajemen sebagai kontrol, menunjukan bahwa dalam pembelajaran kooperaif perlu
ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes maupun nontes.
3. Kemampuan
Untuk Bekerja Sama
Prinsip kerja sama perlu ditekankan
dalam pembelajaran kooperatif karena tanpa kerja sama yang baik, pembelajaran
kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.
4. Keterampilan
Bekerja Sama
Kemampuan bekerja sama itu
dipraktikan melalui aktiitas dalam kegiatan pembelajaran secara berkelompok.
Dengan demikian, siswa perlu didorong untuk mau dan sanggup beraktivitasdan
berkomunikasidengan anggota lain dalam rangka tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
C. Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Cooperatif STAD
1.
Penyampain Tujuan
dan Motivasi
menyampaikan tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa
untuk belajar.
2.
Pembagian Kelompok
Siswa dibagi kedalam
beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang
memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam presentasi akademik,
jenis kelamin, ras atau etnis.
3.
Presentasi dari
Guru
Guru yang menyampaikan
materi pelajaran dengan menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada
pertemuan yang akan datang serta pentingnya pokok pembahasan tersebut
dipelajari. Guru dapat memberi motivasi untuk siswa agar dapat belajar aktif
dan kreatif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi,
pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Di
jelaskan juga tentsng keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai oleh
siswa, tugas dan pekerjaan yang harus dilakukan serta cara-cara mengerjakannya.
4.
Kegiatan Belajar
Dalam Tim Kerja (Kerja Tim)
Siswa belajar dengan
kelompok yang sudah dibentuk. Guru menyiapkan lembar kerja sebagai pedoman bagi
kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai materi dan masing-masing
memberika kontribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberi
bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja sama ini merupakan ciri
penting dari STAD.
5. Kuis
(Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil
belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga
melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.
Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan kerja sama. ini
dilakukan untuk menjamin agar siswa secra individu bertanggung jawab kepada
diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut. Guru menerapkan skor batas
penguasaan untuk setiap soal, misalnya 60,70,80, dan seterusnya sesuai dengan
tingkat kesulitan siswa.
6. Penghargaan
Prestasi Tim
Setelah pelaksanaan kuis,
guru memeriksa hasil kerja siswa dan diberikan angka dengan rentang 100-0.
Selanjutnya pemberian
penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan
melakukan tahapan-tahapan berikut:
1. MenghitungsSkor
Menghitung perkembangan
skor individu dapat dihitung seperti pada contoh: jika nilai tes lebih dari 10 point dibawah
skor dasar maka skor perkembangan dapat 0 point. Dan jika 10-1 point di bawah
skor dasar maka skor perkembangannya 10 point.
2. Menghitung
skor kelompok
Skor kelompok dihitung
dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan
menjumlahkan semua skor perkembangan individu anggota kelompok dan membagi
sejumlah anggota kelompok tersebut,sesuai dengan rata-rata skor kelompok.
3. Pemberian
hadiah dan pangakuan skor kelompok
Setelah masing-masing
kelompok atau tim memperoleh predikat, guru memberikan hadiah atau penghargaan
kepada masing-masing kelompok sesuai dengan prestasinya (kriteria tertentu yang
ditetapkan guru).
STAD merupakan suatu metode genetik
tentang pengaturan kelas dan bukan metode pengajaran komprehensif untuk subjek
tertentu, guru menggunakan pelajaran dan materi mereka sendiri. Lembar tugas
dan kuis disediakan bagi kebanyakan subjek sekolah untuk siswa, tetapi
kebanyakan guru menggunakan materi mereka sendiri untuk menambah atau mengganti
materi-materi ini.
BAB
III
PEMBAHASAN
A. Materi Fisika
Secara umum efek
doppler dialami ketika ada suatu gerak relatif antara sumber gelombang dan
pengamat. Ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling mendekati, pengamat
mendengar frekuensi bunyi yang lebih tinggi daripada frekuensi bunyi yang
dipancarkan sumber. ketika sumber bunyi dan pengamat bergerak saling
menjauhi,pengamat mendengar frekuensi bunyi yang lebih rendah daripada
frekuensi sumber bunyi. jika cepat rambat bunyi di udara adalah v, kecepatan
pendengar (pengamat) dan kecepatan sumber bunyi terhadap tanah, masing-masing
adalah vP dan vs,frekuensi yang dipancarkan sumber bunyi
adalah fs, maka frekuensi yang didengar oleh pendengar (pengamat)
adalah sebagai berikut
Pemilihan tanda (+) atau (-)
Pembilang : Pilih
(+) jika pendengar mendekati sumber (memperbesar fs)
Pilih (-) jika pendengar menjauhi
sumber (memperkecil fp)
Penyebut : Pilih
(-) jika sumber mendekati pendengar (memperbesar fp)
Pilih
(+) jika sumber menjauhi pendengar (memperkecil fp)
Untuk
pendengar diam vp = 0, dan untuk sumber diam vs = 0
Dari sekian banyak materi fisika, kelompok
kami memilih efek doppler karena materi ini menunjang model pembelajaran STAD
terlepas dari materi fisika lainnya. materi efek doppler merupakan bagian dari
gelombang bunyi ini memiliki tahap materi yang masuk dalam tahap materi
sederhana. Kemudian memudahkan seorang guru untuk menyajikan materi sebelum
dibentuknya kelompok dengan contoh-contoh peristiwa yang dekat dengan kehidupan
sehari-hari.
Berikut contoh
soal untuk diberikan kepada masing-masing kelompok:
“Anton mengemudi
mobil pada kelajuan 36 km/jam-1, tiba-tiba disalip bis yang bergerak
dengan kelajuan 72 km/jam-1. Setelah menyalip, bis menjauh sambil
membunyikan klaksonnya berfrekuensi 720 Hz. Frekuensi klakson yang didengar
Anton adalah..”
B.
Cara Penerapan Model STAD Dalam Pembelajaran
Fisika
Berdasarkan
subbab di atas, maka perlu juga dipaparkan bagaimana cara penerapan model
pembelajaran STAD. Berikut akan di jabarkan satu persatu.
1.
Perangkat Pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu
dipersiapkan perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pembelajaran
(RP), buku siswa, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar jawabannya.
2.
Membentuk Kelompok
Kooperatif
Menentukan anggota kelompok adalah
heterogen dan kemampuan antar satu kelompok dengan kelompok lainnya relatif
homogen. apabila memungkinkan kelompok kooperatif perlu memerhatikan ras,
agama, jenis kelamin, dan latar belakang sosial. apabila dalam kelas terdiri
atas ras dan latar belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat
didasarkan pada prestasi akademik, yaitu :
(1) Siswa
dalam kelas terlebih dahulu di-ranking sesuai kepandaian dalam mata pelajaran
sains fisika. Tujuannya adalah untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuan sains
fisikanya dan digunakan untuk mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.
(2) Menentukan
tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas, kelompok menengah, dan kelompok
bawah. Kelompok atas sebanyak 25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa
ranking satu, kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan
setelah diambil kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari seluruh
siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas dan kelompok
menengah.
3.
Menentukan Skor
Awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam
kelas kooperatif adalah nilai ulangan sebelumnya. Skor awal dapat berubah
setelah ada kuis. Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan
tes, maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.
4.
Pengaturan Tempat
Duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas
kooperatif perlu juga diatur dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang
keberhasilan pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk
dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya pemebelajaran pada kelas
kooperatif.
5.
Kerja Kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama
kelompok. Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing individu
dalam kelompok.
BAB
IV
KESIMPULAN
-
Pengertian
Model Cooperatif STAD
STAD
(Student Team Achievementt Division)
adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang mana dilakukan dengan cara
membagikan atau membuat beberapa kelompok dengan jumlah siswa 4-5 orang, siswa diajak
untuk berdiskusi dalam kelompok tersebut untuk memecahkan masalah yang terdapat
dalam soal.
-
Karakteristik
Model Cooperatif STAD
1. Pembelajaran
Secara Tim
2. Didasarkan
Pada Manajemen kooperatif
3. Kemampuan
Untuk Bekerja Sama
4. Keterampilan
Bekerja Sama
-
Langkah-Langkah Pelaksanaan Model Cooperatif
STAD
1. Penyampain
Tujuan dan Motivasi
2. Pembagian
Kelompok
3. Presentasi
dari Guru
4. Kegiatan
Belajar Dalam Tim Kerja (Kerja Tim)
5. Kuis
(Evaluasi)
6. Penghargaan
Prestasi Tim
-
Materi
Fisika
Efek Doppler
-
Cara Penerapan Model STAD Dalam Pembelajaran
Fisika
1.
Perangkat Pembelajaran
2.
Membentuk Kelompok
Kooperatif
3. Menentukan
Skor Awal
4.
Pengaturan Tempat
Duduk
5.
Kerja Kelompok
DAFTAR PUSTAKA
Huda,Miftahul.2014.Cooperative Learning.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Ngalimun.2014.Strategi dan Model Pembelajaran.Yogyakarta:Aswaja Pressindo.
Nugroho,Djoko.2009.Mandiri Fisika untuk SMA Kelas XII.Jakarta:Erlangga.
Rusman.2010.Model-Model Pembelajaran:Mengembangkan Profesionalisme Guru.Jakarta:Raja Grafindo Persada.
Trianto.2012.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif.Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Komentar
Posting Komentar