HUKUM KEKEKALAN ENERGI
Kekekalan artinya tidak berubah. Jadi, hukum kekekalan energi merupakan hukum yang menyatakan bahwa energi itu kekal dan tidak dapat berubah (besarnya) sepanjang waktu, memiliki nilai yang sama baik sebelum sesuatu terjadi maupun sesudahnya. Energi dapat diubah bentuknya, tapi besarnya akan selalu sama.
Energi
disini ialah total energi dari suatu sistem. Total energi dari suatu sistem
dapat berupa energi kinetik, energi potensial, energi
panas, dan lain sebagainya. Bentuk-bentuk energi tersebut dapat berupah menjadi
bentuk energi lainnya sehingga total energi pada suatu sistem akan selalu sama.
Energi Mekanik
Energi
mekanik merupakan jumlah dari energi kinetik dan energi potensial.
Em = Ek + Ep
Karena hukum
kekekalan energi mengatur bahwa setiap total energi pada sistem (yakni energi
mekanik) harus selalu sama, maka energi mekanik sebelum dan sesudahnya memiliki
besar yang sama.
Maka
persamaan diatas dapat dijabarkan sebagai:
Karena
kekekalan energi merupakan sebuah hukum, maka bagaimanapun caranya persamaan di
sebelah kiri harus selalu sama dengan persamaan di sebelah kanan. Dengan cara
inilah, para insinyur dapat merancang dan memprediksi mesin-mesin daya seperti
turbin air dan generator yang mampu mengubah energi potensial air menjadi
energi kinetik kemudian mengubahnya menjadi energi listrik, juga mesin mobil yang mampu mengubah energi kimia
menjadi energi kinetik.
Contoh Penerapan Hukum Kekekalan Energi
Pembangkit Listrik tenaga Hidro
Pada
bendungan (dam) pembangkit listrik tenaga hidro, air dibendung hingga mencapai
ketinggian (h) yang tinggi sehingga air di waduk memiliki energi potensial yang
tinggi. Air masuk dari pintu air melewati jalur air hingga ke turbin dan
memutar turbin. Energi potensial air kemudian berubah menjadi energi kinetik
pada turbin sehingga turbin berputar. Karena turbin berputar, maka generator
pun ikut berputar. Energi kinetik pada turbin kemudian berubah menjadi energi
listrik pada generator. Listrik dari generator kemudian dialirkan melalui kabel
tegangan tinggi jarak jauh. Energi listrik inilah yang kita nikmati
sehari-hari.
Gambar.
Skema bendungan air pada pembangkit listrik tenaga hidro
Mobil atau Kendaraan Bermotor
Pada mobil
atau kendaraan bermotor, prinsipnya selalu sama. Energi kimia yang terdapat dalam bahan bakar
diubah menjadi energi kinetik pada mesin mobil. Energi kinetik tersebutlah yang
menggerakkan mobil. Besarnya energi kinetik yang menggerakkan mobil lebih kecil
dari besarnya energi kimia pada bahan bakar. Hal ini disebabkan karena tidak
seluruh energi kimia berubah menjadi energi kinetik. Sebagian besar energi yang
tidak berubah menjadi energi kinetik tersebut, akan tetapi berubah menjadi
energi dalam bentuk lain seperti panas, getaran, dan lain-lain.
Selain itu,
sebagian energi kinetik yang terbentuk hilang karena gesekan pada piston mesin atau hilang karena hambatan lain.
Sehingga, hanya sebagian kecil dari total energi awal pada mobil yang digunakan
murni untuk menggerakkan mobil (hanya sekitar 15%). Energi-energi yang tidak
termanfaatkan tersebut disebut kerugian-kerugian. Kerugian-kerugian tersebut
tidak menghilangkan energi, akan tetapi mengubah energi menjadi bentuk yang
tidak dapat dimanfaatkan, dan hal ini tak dapat terelakkan.
Gambar.
Kekekalan energi dan kerugian-kerugiannya pada mobil
Teko Pemanas Air
Pada saat
kita menggunakan teko pemanas air, kita sebenarnya melihat prinsip kekekalan
energi. Teko pemanas air mengubah energi listrik dari kabel menjadi energi
panas pada element pemanas. Elemen pemanas inilah yang kemudian memanaskan air
sehingga energi panas berpindah ke air pada teko. Terdapat pula beberapa
kerugian-kerugian energi yang hilang dalam bentuk panas ke lingkungan, suara dan lain-lain.
Gambar. Teko
pemanas air
Contoh Soal Hukum Kekekalan Energi
Contoh Soal 1
(sumber
gambar: steemitimages)
Astronot
Alan Shepard saat berada di bulan memukul bola golf secara vertikal ke atas
dari permukaan bulan yang memiliki percepatan gravitasi sebesar 1,6 m/s2.
Bola tersebut diketahui melaju dengan kecepatan 28 m/s. Seberapa tinggi bola
golf dapat naik?
Pembahasan:
Diketahui
bahwa:
Pada saat awal, bola masih berada di permukaan maka ketinggiannya nol, kecepatan awalnya pun sama dengan nol. Sehingga persamaannya menjadi:
sehingga,
Tanda minus
menunjukkan arahnya. Pada kasus ini, tanda minus menunjukkan arah ke atas.
Contoh Soal 2
(SIMAK UI
2013) Sebuah balok ditembak pada arah vertikal dengan
sebuah peluru yang memiliki kecepatan 500 m/s. Massa peluru 10 gr, sedangkan
massa balok 2 kg. Setelah ditembakkan, peluru bersarang di dalam balok. Balok
akan terpental ke atas hingga ketinggian maksimum ….
Pembahasan
Peristiwa
diatas merupakan tumbukan. Peristiwa tumbukan sebenarnya merupakan peristiwa
dimana dua benda saling memberikan aksi satu sama lain dalam waktu yang
singkat. Karena gaya-gaya bekerja dalam waktu yang sangat singkat maka kita
tidak bisa mengamati keadaan sistem pada saat kedua benda saling berinteraksi.
Dengan demikian, akan lebih mudah jika benda dianalisis pada keadaan sebelum
dan sesudah tumbukan terjadi.
Momentum
didefinisikan sebagai perkalian antara massa sebuah benda dengan kecepatan
geraknya:
p = mv
p = momentum (kg m/s) ; m = massa benda (kg); v = kecepatan benda (m/s)
Momentum
merupakan besaran vektor. Jadi, arah gerak benda
mempengaruhi tanda (+) dan (-) pada saat melakukan perhitungan.
Persamaan
terakhir dari hukum Newton II menyatakan bahwa gaya yang bekerja dalam selang
waktu Δt menghasilkan perubahan momentum sebesar mΔv. Besaran FΔt disebut
impuls. Impuls biasanya disimbolkan dengan huruf I.
I = FΔt
Impuls
merupakan besaran vektor.
Tumbukan
yang terjadi pada soal diatas merupakan tumbukan non-elastis sempurna karena
kedua benda menyatu setelah proses tumbukan. Pada tumbukan non-elastis
sempurna, momentumnya konstan dan energi kinetiknya TIDAK kekal.
momentum awal = momentum akhir
(non-elastis sempurna)
(arah
vektor ke atas)
Pada saat
kedua benda bertumbukan, proses tumbukan terjadi secara vertikal (tegak lurus),
Energi Potensial tidak bisa diabaikan seperti pada proses tumbukan horizontal.
Oleh karena itu, digunakan sistem kekekalan energi mekanik.
Dalam kasus
ini pada saat kedua benda bertumbukan, karena arah gaya yang disebabkan
kecepatan (keatas) berlawanan dengan arah gaya berat yang selalu kebawah, maka
arah gaya energi kinetik berlawanan dengan energi potensial, sehingga:
ΔEk = ΔEp
Kecepatan
akhir dan merupakan ketinggian
tumbukan balok dan peluru maksimum. Sedangkan, untuk kecepatan awal sama dengan 0 karena
pada saat (ketinggian awal
balok yakni ketika balok masih diatas meja), balok dan peluru masih belum
bertumbukan sehingga balok dianggap belum bergerak. Maka:
Jawaban: (C)
Komentar
Posting Komentar