GAYA GESEK
Gaya Gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini terjadi karena sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan antara keduanya saat benda akan mulai bergerak hingga benda bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan berdasarkan kekasaran permukaan kedua bidang yang bersentuhan, jadi semakin kasar permukaan suatu bidang maka nilai gaya geseknya akan semakin besar.
Terdapat dua
jenis gaya gesek yaitu Gaya Gesek Statis dan Kinetis. Berikut dijelaskan lebih lanjut.
Gaya Gesek Statis (GGS)
Gaya Gesek
Statis adalah gaya yang bekerja saat benda diam hingga tepat saat benda akan
bergerak. Sebagai contoh, GGS dapat mencegah kamu untuk tergelincir dari tempat
kamu berpijak. GGS juga dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang
miring.
Besar GGS merupakan hasil perkalian antara koefisien gesek statis dengan gaya normal benda. Koefisien gesek merupakan besaran yang bergantung pada kekasaran kedua permukaan bidang yang bersentuhan. Koefisien gesek statis dinotasikan dengan .
Persamaan
GGS:
.
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]
Perhatikan
gambar diatas untuk melihat arah-arah gaya. Karena setiap benda yang diam
hingga tepat akan bergerak memiliki nilai GGS, maka benda tidak akan bergerak
jika gaya yang diberikan lebih kecil dari nilai GGS (karena arah gaya yang
diberikan dengan arah gaya gesek selalu berlawanan). Jadi, benda akan dapat
bergerak jika gaya yang diberikan lebih besar dari nilai GGS.
benda tetap diam.
benda mulai bergerak
Gaya Gesek Kinetis (GGK)
Gaya gesek
kinetis adalah gaya yang bekerja saat benda bergerak. Saat benda diam hingga
tepat akan bergerak, gaya yang berkerja adalah GGS. Lalu, saat benda mulai
bergerak maka gaya yang bekerja adalah GGK. Jika tidak terdapat GGK, maka suatu
benda yang diberi gaya akan selalu melaju dan tidak akan berhenti karena tidak
ada gaya gesek yang melambatkannnya, seperti di luar angkasa.
Sama seperti
GGS, nilai GGK merupakan hasil perkalian antara koefisien geseknya dengan gaya
normal benda. Koefisien gesek kinetis dinotasikan dengan . Biasanya, nilai
koefisien gesek kinetis selalu lebih kecil dari koefisien gesek statis untuk material
yang sama.
Persamaan
GGK:
.
.
Contoh Soal Gaya Gesek dan Pembahasan
Pembahasan:
Gambarkan
terlebih dahulu gaya-gaya yang bekerja pada box tersebut. Perhatikan gambar
dibawah ini.
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]
Kemudian
kita identifikasi komponen-komponen yang diketahui,
.
memiliki komponen vertikal dan horizontal:
Lalu, kita
dapat mencari gaya normalnya yang dinotasikan dengan ataupun N,
(karena benda tidak bergerak secara vertikal, maka ).
.
Agar kita
mengetahui apakah benda tersebut dapat bergerak atau tidak, maka kita hitung
nilai GGSnya:
.
, maka benda bergerak.
Kita
tentukan GGK yang bekerja:
.
Lalu, dapat
kita cari percepatannya:
.
.
Jadi, percepatan yang dialami benda sebesar .
Jika tidak
terdapat gaya gesek, percepatannya pasti akan lebih besar.
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]
[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]
Gaya normal
kotak A sebesar:
.
Gaya gesek
kinetis yang bekerja pada kotak A sebesar:
.
Gaya tegang
tali dinotasikan dengan T ataupun
Persamaan
Hukum kedua Newton pada kotak A dapat ditullis dengan:
.
Persamaan
Hukum kedua Newton pada kotak B dapat ditulis dengan:
.
(disubstitusikan dengan persamaan kotak A).
Kita dapat mencari nilai sebesar:
.
.
Jadi, percepatan yang dialami kotak A sebesar ke kanan dan kotak B ke bawah.
Kita juga
dapat mencari gaya tegang tali sebesar:
.
Komentar
Posting Komentar